ASPEK-ASPEK GEOGRAFI DALAM PEMBANGUNAN
Dalam proses pembangunan dan pengembangan suatu wilayah,
tidak dapat terlepas dari kajian Geografi, Geografi yang merupakan ilmu yang
mempelajari kaitan antara manusia, ruang ekologi, kawasan dan
perubahan-perubahan yang terjadi dan akibat dari kaitan antar berbagai hal tersebut.
Salah satu cabang Ilmu Geografi adalah Geografi Pembangunan. Geografi
Pembangunan merupakan suatu studi yang memperhatikan aspek-aspek Geografi dalam
menunjang suatu pembangunan dan pengembangan wilayah. Aspek-aspek dalam
pembangunan antara lain : Aspek Fisik, Aspek Manusiawi/Sosial, Aspek Biotis, Aspek
Abstrak, yang semua aspek tersebut ialah kajian dalam ilmu Geografi yang juga
merupakan aspek-aspek yang terkandung dalam kajian Geografi.
Kegiatan pembangunan adalah suatu kegiatan yang memiliki dua
sifat yaitu sifat akademis dan sifat birokratis dalam prosesnya. Dengan
demikian, pendekatan geografi sangat diperlukan dalam kegiatan pembangunan.
Dalam pelaksanaanya, pendekatan geografi tidaklah sederhana. Beberapa cara
untuk menetapkan proses pembangunan dapat disebutkan antara lain dengan
menerapkan teori Economic Base,
Multiplier Effect yang berkaitan dengan teori input-output dan penerapan
teori lokasi,(Location Theory), teori
pusat (Central Place Theory) dan
penerapan teori Kutub Pengembanngan (Growth
Pole Theory). Teori-teori ini telah dipelajari pada pertemuan perkuliahan
sebelumnya, teori-teori ini melahirkan konsep ekonomi seperti konsep Industri
Penggerak (leading industry), konsep
Polarisasi dan konsep penularan (trickle
atau spread effect).
Namun dalam kenyataannya, beberapa kelemahan penerapan cara-cara
di atas dalam penetapan kegiatan pembangunan di Indonesia dihadapkan pada faktor
politis pengambil kebijakan di tingkat kabupaten/kota utamanya pada era otonomi
daerah saat ini, seperti faktor ketersediaan dana dan bidang tanah tempat
dilaksanakannya suatu pembangunan. Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa
pendekatan geografi menjadi faktor kunci dalam kegiatan pembangunan berdasarkan
penetapan prioritas secara tepat. Pendekatan geografi dalam pembangunan paling
tidak menggabungkan dua hal yang berbeda dalam substansi analisis yaitu domain
akademik dalam kajian berbagai aspek dan domain birokratik, kaitan denag ranah
birokrasi.
Secara sederhana, dapat kita lihat contoh pengembangan
wilayah di Indonesia, usaha untuk memperoleh hasil/manfaat yang lebih baik dari
kegiatan pengembangan atau pembangunan suatu “wilayah” selalu berorientasi pada
kehendak pemegang kedaulatan atas wilayah. Rakyat yang seharusmya diekspresikan
dalam perangkat Undang-Undang dan berbagai program-program pembangunan seperti
RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah) dan RTRW (Rencana Tata Ruang
Wilayah), karena pada dasarnya kegiatan pembangunan diarahkan untuk kemakmuran
dan kesejahteraan rakyat, lahir dan batin, pendapat-pendapat dari sudut pandang
ekonomi, sosial budaya dan keamanan tidak dapat diabaikan dalam pembangunan
Bangsa.
A. Aspek Geografi
terkait Pertimbangan Pembangunan
Aspek Geografi
Dalam garis besar, geografi dapat dibagi menjadi dua bagian,
geografi fisik dan geografi manusia.Fisik geografi studi tentang aspek-aspek
fisik, sementara manusia-sosial-geografi studi tentang aspek-aspek sosial.
Kedua aspek memiliki pengaruh pada lingkungan hidup manusia. Aspek fisik
meliputi: bantuan bumi, mineral dan struktur batuan, air, cuaca dan iklim,
flora fauna juga. Sementara itu, aspek sosial melibatkan aspek sosial, ekonomi
politik, dan budaya. Dalam geografi, aspek fisik dan aspek social selalu berhubungan
dengan ilmu-ilmu lain.
1. Aspek
Fisik
Aspek geografis yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia
adalah aspek fisik. Beberapa aspek fisik yang mempengaruhi kehidupan manusia,
misalnya: iklim, lega, gempa bumi, vulkanisme dan sebagainya. Tentu saja dalam
aspek-aspek geografi fisik yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia begitu
banyak, tapi dalam pembahasan ini mereka terbatas pada beberapa aspek.Contoh
aspek fisik yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia adalah sebagai berikut:
a.
Iklim
dan unsur-unsurnya.
Iklim merupakan elemen geografis penting yang dapat
mempengaruhi kegiatan manusia.
Kondisi Iklim di permukaan bumi bervariasi. Faktor-faktor yang membentuk dari kawasan Asia adalah negara kepulauan yang memiliki empat karakteristik iklim dasar, mereka adalah:
Kondisi Iklim di permukaan bumi bervariasi. Faktor-faktor yang membentuk dari kawasan Asia adalah negara kepulauan yang memiliki empat karakteristik iklim dasar, mereka adalah:
·
Suhu
rata-rata tahunan yang tinggi.
·
Memiliki
dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau.
·
Kelembaban
udara tinggi.
Pengaruh iklim terhadap kegiatan manusia:
·
Nelayan
mulai pergi ke laut (berlayar ke laut) di malam hari, karena mereka menggunakan
angin lahan, sebaliknya pada siang hari, nelayan kembali ke tanah dengan
menggunakan angin laut.
·
Sekitar
bulan Oktober-April petani dari Asia mulai bekerja di tanah mereka, karena
dalam bulan-bulan memiliki musim hujan.
b.
Relief
Bumi
Relief bumi adalah tinggi rendahnya permukaan bumi. Relief
bumi merupakan aspek fisik geografi yang mempengaruhi kehidupan manusia maupun
tumbuhan. Berikut ini beberapa pengaruh relief bumi terhadap kehidupan manusia.
Pengaruh relief bumi terhadap pertumbuhan tanaman dapat kita pelajari dalam
klasifikasi iklim junghuhn berikut :
- Zona panas = 0 – 700 meter Jenis tanamannya padi, jagung, tebu dan kelapa
- Zona sedang = 700 – 1500 meter Jenis tanamannya kopi, coklat, teh, kina, karet dan hortikultura.
- Zona sejuk = 1500 – 2500 meter Jenis tanamannya cemara dan pinus.
- Zona dingin = lebih dari 2500 meter Jenis tanamannya lumut.
c. Gempa bumi
Gempa, baik tektonik maupun vulkanik, sangat mempengaruhi
kehidupan manusia. Jumlah gempa kali terjadi dipengaruhi oleh posisi geologi. Efek
yang dihasilkan oleh gempa pada kehidupan di permukaan bumi sangat luas,
misalnya:
·
Kehadiran
gempa tektonik dapat membantu ahli geologi untuk menentukan isi dari mineral
dalam litosfer.
·
Kehadiran
gempa dapat membantu arsitek dalam menentukan bentuk rumah dan bahan yang
digunakan untuk membangun rumah yang tahan gempa.
2. Aspek sosial
Aspek sosial geografi yang dapat mempengaruhi kehidupan
manusia, misalnya adalah penduduk, mobilitas penduduk, dan penyebaran penduduk.
- Populasi
Salah satu aspek sosial yang mempengaruhi kehidupan manusia
adalah jumlah penduduk. Potensi besar penduduk dapat mendukung atau menghambat
pembangunan.
Potensi
penduduk yang dapat mendukung pengembangan antara lain:
·
Penduduk
usia produktif merupakan sumber tenaga kerja.
·
Populasi
besar dapat digunakan sebagai tenaga kerja perkembangan.
·
Kualitas
tinggi dari tenaga kerja dapat digunakan sebagai ahli.
- Mobilitas Penduduk
Aspek sosial geografi yang sesuai dengan mobilisasi penduduk
adalah urbanisasi. Urbanisasi pengaruh penduduk perkotaan dan pedesaan.
Fenomena yang bisa kita lihat di daerah perkotaan sebagai dampak dari
urbanisasi adalah penyebaran dan tingkat kriminalitas kumuh yang tinggi.
Sementara itu, fenomena yang muncul di daerah pedesaan adalah menurunnya
produktivitas pertanian sebagai dampak dari kehilangan pekerjaan muda.
c.
Pola
Penyebaran Penduduk
Winder efek seragam penyebaran penduduk adalah sebagai
berikut:
·
Pembangunan
tidak merata.
·
Pemanfaatan
sumber daya alam tidak optimal.
·
Lahan
pertanian berkurang karena digunakan untuk perumahan.
Geografi Pembangunan merupakan suatu studi yang memperhatikan
aspek-aspek Geografi dalam menunjang suatu pembangunan dan pengembangan
wilayah. Aspek-aspek dalam pembangunan antara lain :
·
Aspek
Fisik :
Tanah, Iklim, Air, Topografi, dll.
·
Aspek
Manusiawi/Sosial : Jumlah Penduduk, Persebaran
Penduduk,Tenaga Kerja, dll
·
Aspek
Biotis : Hewan, dan
tanaman.
·
Aspek
Abstrak : Letak, Luas,
Batas, Bentuk.
Yang semua aspek tersebut ialah kajian dalam ilmu Geografi yang
juga merupakan aspek-aspek yang terkandung dalam kajian Geografi.
Potensi Geografis Indonesia
Negara Republik
Indonesia sebagai negara kepulauan yang terdiri dari 13667 pulau dengan 5 pulau
besar, berbatasan dengan laut Andaman, China Selatan, Malaysia, Phillipina dan
Samudera Pasifik, Hindia dan Australia. Bentang alam di daratan barat mempunyai
perairan dangkal (Dangkalan Sunda), daratan timur mempunyai perairan dangkalan (Dangkalan
Sahul) dan cekungan tengah memiliki perairan laut dalam dengan beberapa palung
laut. Daratan Indonesia sebagian besar kelanjutan dari jalur pegunungan Sirkum
Pasifik dan jalur Sirkum Mediteran. Dataran rendah dan luas ada di Sumatera,
Kalimantan, Irian Jaya dan Jawa. Terdapat gunung api aktif sekitar 200 dan yang
70 berada di Pulau Jawa. Selain hasil erupsi gunung api yang memberikan lahan
subur pada lerengnya, juga ada resiko bencana gunung api. Sungai-sungai dan
muara juga terdapat di pulau-pulau besar yang potensial dikelola untuk
kehidupan,kemudian juga terdapat danau-danau besar di Sumatera, Sulawesi, Jawa,
Kalimantan.
Potensi flora
di Indonesia beragam sesuai dengan kondisi ekosistemnya. Tumbuhan terdapat pada
zona elevasi < 700 m, 1.500 – 2.500 m dan diatas elevasi 2.500 m dpal.
Sebaran flora mulai dari kawasan pantai, dataran rendah dan berawa, lereng kaki
gunung hingga pegunungan. Demikian corak fauna yang beragam dan khas (corak Australia).
Penduduk yang beragam suku dan bahasanya serta agama terdapat di wilayah
Indonesia yang diperkirakan 300 kelompok etnik (suku bangsa). Ratusan bahasa
lisan (daerah) di jumpai di Indonesia, sedangkan bahasa resmi adalah bahasa
Indonesia. Beragam seni dan budaya yang dimiliki oleh berbagai kelompok etnik
tersebut. Berdasarkan kondisi geografis tersebut dan kehidupan sejak
jaman kerajaan, maka urutan potensi
pemanfaatan sumberdaya wilayah meliputi:
1. Pertanian
2. Perkebunan
3. Kehutanan
4. Perikanan
5. Peternakan
6. Pariwisata
7. Pertambangan
8. Industri dan jasa
9. Perdagangan
Karakteristik Spasial Potensi
Geografis
Pembangunan
wilayah ditinjau dari aspek spasial dan sektoral di Indonesia perlu
memperhatikan zona potensi geografis yang merupakan pendekatan
spasial-ekologikal untuk menuju kesejahteraan rakyat. Pemecahan masalah
pembangunan dan upaya memajukan rakyat dapat dikelompokkan atas 5 (lima)
tipologi wilayah pembangunan geografis yaitu:
- Wilayah dengan sumberdaya alam melimpah (kaya) dan sumberdaya manusia yang banyak seperti Pulau Jawa dan Bali.
- Wilayah dengan sumberdaya alam melimpah (kaya) dan sumberdaya manusia sedikit seperti Pulau Sumatera, Kalimantan, Irian Jaya, Sulawesi.
- Wilayah dengan sumberdaya alam sedikit dan sumberdaya manusia terlalu banyak seperti Jakarta dan kota – kota besar lainnya.
- Wilayah dengan sumberdaya alam sedikit dan sumberdaya manusia sedikit seperti Nusa Tenggara dan Maluku.
- Wilayah dengan sumberdaya alam yang belum diketahui potensinya dan belum ada manusianya seperti pulau-pulau kecil yang belum dihuni.
Dengan zonasi
potensi geografis, maka pembangunan sektoral dapat diarahkan terutama untuk
pembangunan di kawasan tertinggal seperti pada zona Maluku dan Nusa Tenggara.
Pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan dapat diarahkan agar resiko
kerusakan lingkungan dan bencana alam di tiap zona tersebut dapat dikendalikan.
Visi Pembangunan Indonesia Kedepan
Pembangunan
berbasis geografis yang mengutamakan keseimbangan ekonomi – ekologi dan
sosiokulture bangsa Indonesia dapat dijadikan landasan untuk menetapkan pilihan
apakah Indonesia negara pertanian, industri, wisata, atau tambang. Berbagai
pertimbangan geografis dan sosiokultur serta letak geologis dan klimatologis, semestinya
Indonesia memperkuat jati diri pembangunan sebagai Negara pertanian yang kuat
di dunia. Indonesia mampu memperkuat penyediaan pangan dunia dan komoditas
pertanian. Strategi pertanian yang dikembangkan berbasis 5 A yaitu:
1. Agro produksi yang berdasarkan kemampuan
dan kesesuaian lahan.
2. Agro industri (pengelolaan hasil-hasil
pertanian).
3. Agro bisnis perdagangan hasil-hasil
pertanian (local – regional - internasional).
4. Agro teknologi (penggunaan teknologi
ramah lingkungan).
5. Agro Tourisme – sosio kulture yang
dikembangkan.
Perjalanan
pembangunan Indonesia menghadapi masalah jati diri/visi pembangunan nasional
yang berbasis pertanian, pertambangan, industri, kehutanan sehingga dampak
kerusakan lingkungan dan bencana alam terus meningkat. Sudah saatnya Indonesia
menyatakan Negara Pertanian yang kuat sekaligus sebagai Negara pelestari
lingkungan hidup untuk mengantisipasi global warming dan bagi penyelamatan
planet bumi.
Bakarudin. 2010. Dasar-Dasar
Ilmu Geografi. Padang: UNP Press.
_________. 2012. Geografi
Pembangunan. Buku ajar tidak diterbitkan. Padang: Geografi FIS UNP
Muhi, Ali Hanapiah. 2011. “Fenomena Pembangunan Desa”. Institut Pemerintahan Dalam
Negeri, Jatinangor, Jawa Barat: jurnal
pembangunan.
Worosuprodjo, Suratman. 2010. “Mengelola
Potensi Geografis Indonesia Untuk
Pembangunan Wilayah Berkelanjutan”. Jurnal pembangunan.
Andimanwono.
2008. “Aspek-aspek geografi”. (http://andimanwno.wordpress.com/2008/12/13/aspek-aspek-geografi/, di
akses 7 Desember 2012)
Comments
Post a Comment