ANALISIS PENDUDUK DAN KESEJAHTERAAN, ANALISA WILAYAH
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Hakikat analisis sosial menurut Peraturan
Pemerintah No. 20 Tahun 2007 adalah suatu upaya yang dilakukan dalam mengembangkan
kawasan untuk mencapai pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Dalam analisis sosial terdapat beberapa bidang pendukungnya,
yaitu bidang pendudukan, kesehatan, ketenagakerjaan, pendapatan, kesejahteraan,
dan lainnya. Analisis
kependudukan adalah analisis yang dilakukan untuk memperoleh gambaran potensi,
kondisi serta komposisi penduduk yang digunakan sebagai acuan dalam menentukan
kebijakan penyebaran penduduk dan untuk memperoleh gambaran situasi dan kondisi
objektif dari berbagai perencanaan pengembangan/pemberdayaan masyarakat.
Analisis kesejahteraan ialah sebuah analisis yang dilakukan untuk memperoleh
gambaran kondisi masyarakat berdasarkan sejahtera atau tidaknya suatu
masyarakat tersebut sebagai acuan dalam menentukan kebijakan yang akan diambil
untuk peningkatan kesejahteraan rakyat yang merupakan terminologi dari berbagai
kebijakan publik yang diselenggarakan pemerintah. Menurut PP No. 39 Tahun 2012
Tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial, menyatakan bahwa kesejahteraan
sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga
negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri sehingga dapat melaksanakan
fungsi sosialnya.
Untuk melakukan berbagai analisis dalam
hal ini analisis sosial, kependudukan dan kesejahteraan penduduk terlebih
dahulu harus mampu memahami hal-hal yang berkaitan mengenai analisis tersebut
dan diperlukan pengetahuan serta acuan metode serta langkah-langkah yang perlu
dilakukan dalam proses analisisnya. Oleh karena itu sebelum melakukan analisis tersebut dibutuhkan
adanya penjabaran singkat mengenai berbagai macam yang perlu diperhatikan, yang
kurang lebih merupakan suatu gambaran mengenai hal-hal yang dibutuhkan dan yang
akan dilakukan nantinya.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan analisis kependudukan dan kesejahteraan penduduk?
2. Apa
saja yang menjadi komponen-komponen yang dikaji dalam analisis Kependudukan dan
Kesejahteraan Penduduk?
3. Bagaimana
cara melakukan analisis Kependudukan dan Kesejahteraan penduduk?
4. Bagaimana
hasil analisis kependudukan dan kesejahteraan penduduk?
C.
Tujuan
Adapun
tujuan penulisan makalah ini ialah:
1.
Untuk mengetahui yang dimaksud dengan
analisis kependudukan dan kesejahteraan penduduk.
2.
Untuk mengetahui komponen-komponen
kajian dalam analisis Kependudukan dan Kesejahteraan Penduduk.
3.
Untuk mengetahui cara melakukan analisis
Kependuduk dan Kesejahteraan penduduk.
4.
Untuk mengetahui tujuan analisis
kependudukan dan kesejahteraan penduduk suatu daerah.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Analisis
Kependudukan
Analisis
kependudukan adalah analisis yang dilakukan untuk memperoleh gambaran potensi,
kondisi serta komposisi penduduk yang digunakan sebagai acuan dalam menentukan
kebijakan penyebaran penduduk dan untuk memperoleh gambaran situasi dan kondisi
objektif dari berbagai perencanaan pengembangan/pemberdayaan masyarakat.
1.
Tujuan
Analisis Kependudukan
a.
Memperoleh gambaran potensi penduduk.
b.
Sebagai acuan dalam menentukan kebijakan
penyebaran penduduk.
c.
Memperoleh gambaran situasi dan kondisi
objektif dari perencanaan pengembangan /pemberdayaan masyarakat.
2.
Data/Masukan
yang Diperlukan dalam Analisis Kependudukan
a.
Data Jumlah Penduduk,
b.
Data Jumlah Penduduk Usia Produktif dan Tidak
Produktif,
c.
Data Penduduk Menurut Daerah Tempat Tinggal,
d.
Data Penduduk Menurut Daerah Asal
Format
tabel jumlah penduduk, jumlah penduduk usia produktif dan tidak produktif,
penduduk menurut daerah tempat tinggal, penduduk menurut daerah asal
Indikator
|
Tahun
|
|||||||
2010
|
2011
|
2013
|
||||||
Jumlah Penduduk
|
||||||||
Laki-laki
|
||||||||
Perempuan
|
||||||||
Jumlah Penduduk Usia Produktif dan Tidak Produktif
|
||||||||
Usia Muda (0 - 14)
|
||||||||
Usia Produktif (15 -
64)
|
||||||||
Usia Lanjut (65+)
|
||||||||
Penduduk Menurut Daerah Tempat Tinggal
|
||||||||
% Penduduk Kota
|
||||||||
% Penduduk Desa
|
||||||||
Penduduk Menurut Daerah Asal
|
||||||||
% Penduduk Asli
|
||||||||
% PendudukPendatang
|
||||||||
e. Data
Banyak dan Laju Pertumbuhan Penduduk
Wilayah
|
Jumlah Penduduk
|
Laju Pertumbuhan Penduduk
|
|||||
2008
|
2009
|
2010
|
2011
|
2008-2009
|
2009-2010
|
2010-2011
|
|
Kabupaten ………………
|
|||||||
1
|
|||||||
2
|
|||||||
3
|
|||||||
Jumlah
|
Dalam menentukan laju pertumbuhan, kita harus
memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhinya, seperti:
1)
Angka Kelahiran
Dari data kita dapat menggolongkan setiap kelahiran dalam
setahun dengan menggunakan rumus angka kelahiran kasar atau Crude Birth Rate (CBR) sebagai berikut (Tri
Haryanto, 2004:49) :
|
Keterangan:
CBR : Angka Kelahiran Kasar
B : Jumlah Kelahiran Selama Setahun
P : Jumlah Penduduk.
Perlu
diketahui bahwa angka kelahiran kasar
di Negara berkembang lebih besar dibandingkan dengan angka kelahiran kasar
dinegara maju, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Angka Kelahiran Kasar
( CBR )
|
Negara Berkembang
|
Negara Maju
|
Rendah
|
< 30 per 1000 penduduk
|
< 20 per 1000 penduduk
|
Sedang
|
30 – 40 per 1000 penduduk
|
20 – 30 per 1000 penduduk
|
Tinggi
|
> 40 per 1000 penduduk
|
> 30 per 1000 penduduk
|
Contoh:
Tabel Jumlah Kelahiran Kasar
Kabupaten
Solok Tahun 2010 (BPS:2010)
No.
|
Tahun
|
Kelahiran
|
|
Lembah Gumanti
|
Danau Kembar
|
||
1
|
2010
|
1193
|
371
|
Lembah
Gumanti : Danau
Kembar :
CBR 2010 = B/P x 1000 CBR
2010 = B/P x 1000
= 1193 / 51.310 x 1000 = 371 /
20.516 x 1000
= 23, 25 = 18, 08
=
23 Jiwa
= 18 Jiwa
Maka
didapat Tabel CBR Kabupaten Solok
Tahun
|
CBR
|
|
Lembah Gumanti
|
Danau Kembar
|
|
2010
|
23 Jiwa
|
18 Jiwa
|
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa
di Kecamatan Lembah Gumanti pada
Tahun 2010 setiap 1000 penduduk terjadi penambahan sebanyak
23 jiwa. Ini berarti bahwa tingkat kelahiran di Kecamatan Lembah Gumanti,
berdasarkan kategori Negara berkembang, maka termasuk kategori rendah dan berdasarkan kategori Negara maju
juga termasuk kategori rendah, begitu
juga dengan Kecamatan Danau Kembar.
2)
Angka Kematian
Dari data dapat menggolongkan setiap kematian dalam
setahun dengan menggunakan rumus angka kematian kasar Crude Death Rate (CDR) yang menunjukan jumlah orang yang mati dalam
setiap seribu penduduk disuatu wilayah, denganrumus :
|
Keterangan:
CDR : Angka Kematian Kasar
D : Jumlah Kematian bayi Selama Setahun
P : Jumlah Penduduk/bayi lahir.
Seperti
kelahiran, angka kematian di negara maju lebih sedikit jika
dibandingkan dengan negara berkembang, untuk lebih
jelasnya dapat kita lihat pada tabel berikut ini:
Angka Kematian
Kasar
( CDR )
|
Negara Berkembang
|
Negara Maju
|
Tinggi
|
> 20 jiwa per
1000 penduduk
|
> 18 jiwa per 1000 penduduk
|
Sedang
|
10 -20 jiwa per
1000 penduduk
|
14 – 18 jiwa per
1000 penduduk
|
Rendah
|
< 10 jiwa per 1000 penduduk
|
< 14 jiwa per 1000 penduduk
|
Tabel Jumlah Kematian Kasar Kabupaten Solok
(BPS:2010)
No.
|
Tahun
|
Kelahiran
|
|
LembahGumanti
|
DanauKembar
|
||
1
|
2010
|
3
|
6
|
Setelah
dicari maka dapat dijelaskan bahwa pada
tahun 2010 setiap 1000 penduduk terjadi kematian sebesar 3
orang di Lembah Gumantidan 6 orang di Danau Kembar ini berarti jumlah angka kematian di
daerah ini termasuk kategori rendah berdasarkan kategori kematian
di Negara maju dan Negara berkembang.
Dari data kelahiran
dan kematian di atas dapat kita simpulkan bahwa di kecamatan Lembah
Gumanti dan Danau Kembar
terjadi pertumbuhan penduduk yang rendah.
Dari angka kelahiran dan kematian dan data jumlah penduduk diatas diatas
maka kita bisa mendapatkan angka pertumbuhan penduduk alami dari wilayah
tersebut dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
|
||||
|
||||
|
||||
No.
|
Kecamatan
|
CBR
|
CDR
|
1
2
|
Lembah Gumanti
Danau Kembar
|
23
18
|
3
6
|
Berdasarkan
tabel data diatas maka perhitungan pertumbuhan alami dari penduduk wilayah
Kecamatan Lembah Gumanti dan Danau Kembar berdasarkan kecamatan adalah sebagai berikut:
Pa Lembah Gumanti = L – M
= 23 orang – 3 Orang
= 20 Orang
Artinya pertumbuhan alami penduduk Kec.
Lembah Gumanti adalah 20 orang pada tahun 2010 dari setiap 1000 jiwa.
Pa Danau
Kembar = L – M
= 18 orang – 6 Orang
= 12
Orang
Artinya pertumbuhan
alami penduduk Kec. Danau Kembar adalah 12 orang pada tahun 2010 dari setiap 1000 jiwa.
f. Data
Luas Daerah dan Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk (KP) =
Wilayah
|
Luas Daerah
|
Kepadatan Penduduk per Km2
|
|||
2008
|
2009
|
2010
|
2011
|
||
Kabupaten ………
|
|||||
1
|
|||||
2
|
|||||
3
|
|||||
Jumlah
|
Contoh : Tabel Luas kecamatan, Jumlah penduduk, dan Kepadatan
Penduduk Per Nagari Kecamatan
Lembah Gumanti Tahun 2011
No.
|
Nagari
Per Kecamatan
|
Luas(km2)
|
Penduduk
|
Kepadatan per Km2
|
|||
Kecamatan Lembah Gumanti
|
|||||||
1
|
Air
Dingin
|
126,39
|
9.610
|
76,03
|
|||
2
|
Salimpat
|
80,03
|
7.043
|
88,00
|
|||
3
|
Alahan Panjang
|
88,76
|
17.815
|
200,70
|
|||
4
|
Sungai
Nanam
|
161,54
|
18.710
|
115,69
|
|||
Jumlah
|
456,72
|
53.178
|
|||||
Kecamatan Danau Kembar
|
|||||||
5
|
Simpang Tanjung Nan IV
|
44,10
|
10.948
|
248,25
|
|||
6
|
Kamp. Batu Dalam
|
26,00
|
7.905
|
304,04
|
|||
Jumlah
|
70,10
|
18.853
|
|||||
Jumlah
Total
|
526.82
|
72031
|
136,72
|
||||
Kabupaten
Solok Tahun 2008
|
95
|
||||||
Sumber: BPS
Kabupaten Solok th 2008 dan 2011
g.
Data Proyeksi Penduduk Menurut Kelompok Umur,
Wilayah
|
JumlahPenduduk
|
||||||||
2000
|
2001
|
2002
|
2003
|
||||||
KelompokUmur (th)
|
Lk
|
Pr
|
Lk
|
Pr
|
Lk
|
Pr
|
Lk
|
Pr
|
|
Kabupaten ……….
|
|||||||||
0 - 4 tahun
|
|||||||||
5 - 9 tahun
|
|||||||||
10 - 14 tahun
|
|||||||||
15 - 19 tahun
|
|||||||||
20 - 24 tahun
|
|||||||||
25 - 29 tahun
|
|||||||||
30 - 34 tahun
|
|||||||||
..
|
|||||||||
..
|
|||||||||
75 +
|
|||||||||
Jumlah
|
3.
Langkah-langkah
a.
Menghitung/mengelompokkan setiap indikator
menurut jenis kelamin sehingga dapat menjelaskan totalitas perbedaan antara laki-laki
dan perempuan.
b.
Mengidentifikasi penduduk menurut kelompok
usia muda, usia produktif dan usia lanjut dalam ranking yang tidak berbeda jauh.
c.
Mengidentifikasi penduduk usia di bawah
15 tahun dan di atas 65 tahun yang dianggap penduduk tidak produktif secara ekonomi.
Makin besar kelompok usia tidak produktif berarti makin tinggi beban tanggungan
penduduk produktif dan semakin banyak sumberdaya yang harus dibagikan kepada kelompok
tidak produktif.
d.
Menyajikan data, sebaiknya dalam periode
5 tahun atau minimal 3 tahun.
4.
Hasil/Keluaran
Analisis Kependudukan
a.
Komposisi penduduk menurut umur dan jenis
kelamin saat ini dan yang akan datang.
b.
Proyeksi jumlah penduduk yang digunakan untuk
merencanakan penyediaan fasilitas bagi masyarakat seperti fasilitas pendidikan,
penyediaan lapangan kerja, kesehatan, penyediaan kebutuhan pangan, dan sebagainya.
5.
Hal
– hal yang perlu diperhatikan dalam analisis
a.
Menggunakan indikator kependudukan yang
bersifat umum sehingga dapat dipakai pada semua kelompok penduduk tanpa dibedakan.
b.
Penduduk usia kurang dari 15 tahun dan lebih
dari 65 tahun dianggap penduduk tidak produktif.
c.
Semakin besar kelompok usia tidak produktif
semakin tinggi beban tanggungan penduduk produktif.
d.
Data kependudukan dapat diperoleh dari berbagai
sumber baik makro maupun mikro. Data makro misalnya Sensus Penduduk yang
dilakukan oleh BPS Provinsi maupun BPS Kabupaten. Data mikro misalnya data yang diperoleh dari hasil-hasil
penelitian.
e.
Sensus Penduduk dilakukan oleh BPS dalam
kurun waktu 10 tahun sekali. Biasanya tidak termasuk penduduk yang tidak bertempat
tinggal tetap. Saat ini persentase penduduk di beberapa provinsi tidak dapat dibandingkan
dengan keadaan pada tahun sebelumnya karena perubahan luas wilayah atau perubahan
batas provinsi.
f.
Sampai saat ini persebaran penduduk baik
antar pulau maupun antar daerah pedesaan/perkotaan masih timpang. Dengan makin meratanya pembangunan diseluruh daerah
disertai dengan usaha pemindahan penduduk dari daerah yang padat penduduk diharapkan
penyebaran penduduk relative makin merata.
g.
Indikator penduduk menurut daerah asal dapat
menjelaskan pula potensi penduduk asli dan pendatang sehingga dapat memberikan gambaran
tentang situasi dan kondisi objektif dari perencanaan pengembangan/pemberdayaan
masyarakat di wilayah dan/atau kawasan.
B.
Analisis
Tingkat Kesejahteraan
Berdasarkan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan
Sosial, menyatakan bahwa Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya
kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak
dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.
Kesejahteraan adalah sesuatu yang bersifat subjektif dimana setiap orang
mempunyai pedoman, tujuan dan cara hidup yang berbeda-beda pula terhadap
faktor-faktor yang menentukan tingkat kesejahteraan.
1.
Tujuan
Analisis Kesejahteraan
a. Menunjukkan
tingkat kesejahteraan masyarakat.
b. Sebagai
acuan dalam menentukan kebijakan bagi peningkatan kesejahteraan penduduk.
c. Sebagai
evaluasi terhadap program yang telah dilaksanakan pemerintah dalam upaya
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
2.
Data
masukan yang diperlukan
Analisis
ini akan menunjukkan tingkat kesejahteraan masyarakat berdasarkan berbagai
indikator yang dapat mencerminkan tingkat kesejahteraan tersebut. Analisis
kesejahteran ini sesungguhnya dapat dikatakan sebagai analisis lanjutan dari
analisis kependudukan dimana pada analisis ini sebagian besar datanya dapat
diperoleh dari data hasil analisis kependudukan.
Contoh: Tabel Jumlah Keluarga Menurut Tingkat
Kesejahteraan dan Kecamatan Th 2010
No.
|
Kecamatan
|
Tingkat Kesejahteraan
|
|||||
Pra Sejahtera
|
Sejahtera
I
|
Sejahtera II
|
Sejahtera
III
|
Sejahtera
plus
|
Jmlh
|
||
1
|
Kec. Lembah Gumanti
|
1735
|
2613
|
5918
|
2616
|
394
|
13276
|
2
|
Kec. Danau Kembar
|
710
|
1644
|
1474
|
1169
|
88
|
5085
|
Jumlah Total
|
2445
|
4267
|
7392
|
3775
|
482
|
18361
|
Sumber:
BPS Kab. Solok Tahun 2010
Dalam
analisis ini merujuk pada berbagai indikator kesejahteraan yang dipakai oleh
BAPPEDA (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) berbagai wilayah dalam
penyusunan INKESRA (Indikator Kesejahteraan Masyarakat) daerahnya, yaitu antara
lain:
a.
Ekonomi
Indikator umum yang
sering digunakan dalam mengukur tingkat kesejahteraan suatu kelompok masyarakat
adalah
1) Pendapatan.
Dalam pengumpulan data pendapatan
masyarakat terdapat kendala yang menyangkut keterbukaan masyarakat sebagai responden
untuk dapat jujur mengungkap besarnya pendapatan riil mereka. Karena itulah,
BPS dalam pelaksanaan lapangan pengumpulan data pendapatan rumah tangga
menggunakan pendekatan pengeluaran.
2) Pengeluaran.
Tingkat kesejahteraan sosial diukur
dengan pendekatan pengeluaran rumah tangga seperti pengeluaran untuk pangan,
barang dan jasa, rekreasi, bahan bakar dan perlengkapan rumah tangga. Pola
pengeluaran rumahtangga yang dilihat berdasarkan pengeluaran untuk makanan dan
bukan makanan dapat juga menunjukkan tingkat kesejahteraan rumahtangga
sekaligus juga tingkat kesejahteraan masyarakat di suatu wilayah. Makin tinggi proporsi pengeluaran untuk
konsumsi non makanan makin baik taraf hidup masyarakatnya. Karena secara
teoritis konsumsi makanan memiliki batas maksimal, dan konsumsi non makanan
tidak memiliki batas maksimal. Ketika kebutuhan makanan telah terpenuhi maka
kelebihan penghasilan akan dikonsumsi dalam bentuk non makanan.
b. Kesehatan
Untuk
menggambarkan kondisi kesehatan masyarakat suatu daerah, banyak indikator yang
dapat digunakan diantaranya adalah
1) Tingkat
Kesakitan (Morbidity Rate)
2) Tenaga
Penolong Kelahiran
Cakupan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yg memiliki potensi kebidanan
= X 100%
Rasio
tenaga medis per satuan penduduk
=
X 1000
Rasio
puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk
=
X 1000
Contoh
tabel data,
No
|
Nagari
|
Jumlah penduduk
|
Jumlah fasilitas
|
Jmlh
|
Rasio pelayanan
|
|||
Puskesmas
|
Puskesmas pembantu
|
Poskesri
|
Posyandu
|
|||||
1
|
Air Dingin
|
9610
|
0
|
2
|
2
|
15
|
19
|
1/506
|
2
|
Salimpat
|
7043
|
0
|
1
|
3
|
7
|
11
|
1/640
|
3
|
Alahan Panjang
|
17815
|
1
|
0
|
8
|
21
|
30
|
1/594
|
4
|
Sungai Nanam
|
18710
|
0
|
4
|
4
|
24
|
32
|
1/584
|
5
|
Simp. Batu nan IV
|
10948
|
1
|
2
|
5
|
12
|
20
|
1/754
|
6
|
Kamp. Batu dalam
|
7905
|
0
|
2
|
3
|
15
|
20
|
1/395
|
Jumlah 2011
|
72031
|
1
|
7
|
17
|
67
|
132
|
1/546
|
Sumber: Badan Pusat Statistik Kab. Solok
2010
3) Tingkat
Kematian Bayi (Infant Mortality Rate/ IMR)
IMR = X k (1000)
4) Angka
Kematian Ibu (Maternal Mortality)
5) Angka
Harapan Hidup (eo)
6) Ketersediaan
tenaga dan sarana kesehatan yang memadai menjadi syarat penting dalam upaya meningkatkan
kualitas kesehatan masyarakat. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk melihat kecukupan tenaga
kesehatan adalah rasio
tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk.
c. Pendidikan
Indikator
pendidikan meliputi:
1) Angka
buta huruf
2) Angka
melek huruf
= X 100
Keterangan
:
= angka melek huruf (penduduk usia 15 tahun
keatas) pada tahun t
= jumlah penduduk (usia diatas 15 tahun) yang
bisa menulis pada tahun t
= jumlah penduduk usia 15 tahun keatas
3) Tingkat
pendidikan tertinggi yang ditamatkan
= X 100
Keterangan:
h =
jenjang pendidikan
t = tahun
= jumlah penduduk yang
mencapai jenjang pendidikan h pada
tahun t
= total jumlah penduduk
pada tahun t
4) Rasio
murid sekolah dan guru
= X 10000
5) Angka
partisipasi sekolah
= X 1000
= jumlah siswa kelompok
usia a yang bersekolah di tingkat
pendidikan h pada tahun t
= jumlah penduduk
kelompok usiaa
h = jenjang pendidikan
a
= kelompok usia
t = tahun
6) Angka
partisipasi murni
= X 100
Keterangan
:
= jumlah siswa/penduduk kelompok usiaa yang bersekolah di tingkat pendidikan h pada tahun t
= jumlah penduduk kelompok usia a
7) Angka
partisipasi kasar
= X 100
Keterangan:
= jumlah penduduk yang pada tahun tdari
berbagai usia sedangsekolah pada jenjang pendidikan h
= adalah jumlah penduduk yang pada tahun tberada pada kelompok usia yaitu
kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan h
Contoh: Tabel Jumlah Penduduk dan Presentase Penduduk dirinci menurut tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan dan Jenis Kelamin di Kec. Danau Kembar
Tahun 2011
Tingkat Pendidikan tertinggi yang ditamatkan
|
Jenis Kelamin
|
Jumlah
|
||||
laki-laki
|
perempuan
|
|||||
Jumlah
|
Persentase (%)
|
Jumlah
|
Persentase (%)
|
∑
|
%
|
|
Tidak Sekolah
|
4043
|
48,61
|
4186
|
49,62
|
8209
|
48,84
|
SD / MI
|
2642
|
31,76
|
2543
|
30,14
|
5185
|
30,69
|
SLTP
|
1056
|
12,69
|
1028
|
12,18
|
2084
|
12,4
|
SLTA
|
540
|
6,49
|
547
|
6,48
|
1089
|
6,40
|
D-I / D-II
|
28
|
0,34
|
65
|
0,77
|
93
|
0,55
|
D-III
|
16
|
0,20
|
24
|
0,28
|
40
|
0,23
|
DIV / S-I
|
45
|
0,54
|
60
|
0,71
|
105
|
0,62
|
S2 / S3
|
1
|
0,01
|
0
|
0
|
1
|
0
|
Jumlah
|
8317
|
100.00
|
8435
|
100.00
|
16806
|
100
|
Sumber: BPS Kabupaten Solok Th 2011
d. Ketenagakerjaan
Indikator
ketenagakerjaan meliputi:
1) Tingkat
pengangguran terbuka penduduk berumur 15 tahun keatas
TP
= X 100
2) Jumlah
angkatan kerja menurut golongan umur
TPAK
(gol. umur) = X 100
3) Pengangguran
terbuka menurut golongan umur
TP
(gol. umur) = X 100
4) Jumlah
angkatan kerja dan bukan angkatan kerja
TPAK
= X 100%
5) Angka
partisipasi angkatan kerja
= X 100
e. Perumahan
Penilaian
terhadap kondisi perumahan didasarkan pada jenis rumah, antara lain:
1) Rumah
permanen
2) Rumah
semi permanen
3) Rumah
non permanen
4) Status
kepemilikan rumah
Pendekatan
untuk menilai kondisi kesehatan berdasarkan kondisi sanitasi perumahan serta
kondisi perlengkapan air minum, air mandi, cuci dan kakus. Keadaan fasilitas
yang terdapat pada tempat tinggal meliputi:
5) Sarana
MCK (Mandi, Cuci, Kakus).
f. Keamanan
Indikator
keamanan meliputi:
1) Tingkat
kejahatan yang terjadi
= X 10000
2) Tingkat
keberhasilan penanggulangan kejahatan
3) Jenis
kejahatan yang terjadi dan sebagainya.
Terminologi
kesejahteraan pada hakekatnya mencakup berbagai bidang kehidupan yang sangat
luas yang tidak semua aspek bisa diukur. Oleh karena itu, analisis ini hanya
mencakup aspek-aspek yang dapat diukur dan tersedia datanya. Untuk memudahkan
interpretasi, perubahan taraf kesejahteraan dikaji menurut berbagai bidang yang
menjadi acuan dalam upaya peningkatan kualitas hidup, yakni ekonomi, kesehatan,
pendidikan, ketenagakerjaan, perumahan, serta keamanan.
3.
Langkah-langkah
a. Mengumpulkan
semua data masukkan yang diperlukan.
b. Mengolah
data-data yang telah ada dengan perpaduan berbagai metode yang diperlukan
(kualitatif dan kuantitatif) salah satunya dengan menggunakan rumus-rumus “Demografi”
c. Mengidentifikasi
dengan analisa lanjutan (kualitatif) guna mendapatkan gambaran nilai dimana
situasi yang tergambar menunjukkan tergolong sejahtera atau tidaknya wilayah
tersebut mengacu pada Peraturan Pemerintah yang telah ada.
4.
Hasil/Keluaran
Analisis kesejahteraan
a. Menyajikan
gambaran situasi masyarakat suatu wilayah ditinjau dari segi kesejahteraannya.
b. Mengidentifikasi
gambaran permasalahan kesejahteraan yang terjadi disuatu wilayah.
c. Mengidentifikasi
upaya dan kebijakan yang cocok untuk menangani apabila ternyata didapat sebuah
kondisi yang kurang baik pada tingkat kesejahteraan penduduk disuatu wilayah.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Analisis
sosial menurut Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2007 adalah suatu upaya yang
dilakukan dalam mengembangkan kawasan untuk mencapai pemanfaatan sumber daya
alam secara berkelanjutan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dalam
analisis sosial terdapat beberapa bidang pendukungnya, yaitu bidang pendudukan,
kesehatan, ketenagakerjaan, pendapatan,
kesejahteraan, dan lainnya.
Analisis
kependudukan adalah analisis yang dilakukan untuk memperoleh gambaran potensi,
kondisi serta komposisi penduduk yang digunakan sebagai acuan dalam menentukan
kebijakan penyebaran penduduk dan untuk memperoleh gambaran situasi dan kondisi
objektif dari berbagai perencanaan pengembangan/pemberdayaan masyarakat.
Analisis kesejahteraan ialah sebuah analisis yang dilakukan untuk memperoleh
gambaran kondisi masyarakat berdasarkan sejahtera atau tidaknya suatu
masyarakat tersebut sebagai acuan dalam menentukan kebijakan yang akan diambil
untuk peningkatan kesejahteraan rakyat yang merupakan terminologi dari berbagai
kebijakan publik yang diselenggarakan pemerintah. Dalam menentukan laju
pertumbuhan, kita harus memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhinya,
seperti angka
kelahiran dan angka kematian.
Dalam analisis ini merujuk pada berbagai
indikator kesejahteraan yang dipakai oleh BAPPEDA (Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah) berbagai wilayah dalam penyusunan INKESRA (Indikator
Kesejahteraan Masyarakat) daerahnya, yaitu antara lain ekonomi, pendapatan, pengeluaran, kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan, perumahan, keamanan. Untuk memudahkan
interpretasi, perubahan taraf kesejahteraan dikaji menurut berbagai bidang yang
menjadi acuan dalam upaya peningkatan kualitas hidup, yakni ekonomi, kesehatan,
pendidikan, ketenagakerjaan, perumahan, serta keamanan. Analisis ini juga berdasarkan Peraturan
Menteri Dalam Negeri No. 54 Tahun 2010.
Comments
Post a Comment