ANALISIS PENDUDUK DAN KESEJAHTERAAN, ANALISA WILAYAH


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Hakikat analisis sosial menurut Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2007 adalah suatu upaya yang dilakukan dalam mengembangkan kawasan untuk mencapai pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dalam analisis sosial terdapat beberapa bidang pendukungnya, yaitu bidang pendudukan, kesehatan, ketenagakerjaan, pendapatan, kesejahteraan, dan lainnya. Analisis kependudukan adalah analisis yang dilakukan untuk memperoleh gambaran potensi, kondisi serta komposisi penduduk yang digunakan sebagai acuan dalam menentukan kebijakan penyebaran penduduk dan untuk memperoleh gambaran situasi dan kondisi objektif dari berbagai perencanaan pengembangan/pemberdayaan masyarakat. Analisis kesejahteraan ialah sebuah analisis yang dilakukan untuk memperoleh gambaran kondisi masyarakat berdasarkan sejahtera atau tidaknya suatu masyarakat tersebut sebagai acuan dalam menentukan kebijakan yang akan diambil untuk peningkatan kesejahteraan rakyat yang merupakan terminologi dari berbagai kebijakan publik yang diselenggarakan pemerintah. Menurut PP No. 39 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial, menyatakan bahwa kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.
Untuk melakukan berbagai analisis dalam hal ini analisis sosial, kependudukan dan kesejahteraan penduduk terlebih dahulu harus mampu memahami hal-hal yang berkaitan mengenai analisis tersebut dan diperlukan pengetahuan serta acuan metode serta langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam proses analisisnya. Oleh karena itu sebelum melakukan analisis tersebut dibutuhkan adanya penjabaran singkat mengenai berbagai macam yang perlu diperhatikan, yang kurang lebih merupakan suatu gambaran mengenai hal-hal yang dibutuhkan dan yang akan dilakukan nantinya.

B.       Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan analisis kependudukan dan kesejahteraan penduduk?
2.      Apa saja yang menjadi komponen-komponen yang dikaji dalam analisis Kependudukan dan Kesejahteraan Penduduk?
3.      Bagaimana cara melakukan analisis Kependudukan dan Kesejahteraan penduduk?
4.      Bagaimana hasil analisis kependudukan dan kesejahteraan penduduk?
C.      Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini ialah:
1.      Untuk mengetahui yang dimaksud dengan analisis kependudukan dan kesejahteraan penduduk.
2.      Untuk mengetahui komponen-komponen kajian dalam analisis Kependudukan dan Kesejahteraan Penduduk.
3.      Untuk mengetahui cara melakukan analisis Kependuduk dan Kesejahteraan penduduk.
4.      Untuk mengetahui tujuan analisis kependudukan dan kesejahteraan penduduk suatu daerah. 



BAB II
PEMBAHASAN

A.      Analisis Kependudukan
Analisis kependudukan adalah analisis yang dilakukan untuk memperoleh gambaran potensi, kondisi serta komposisi penduduk yang digunakan sebagai acuan dalam menentukan kebijakan penyebaran penduduk dan untuk memperoleh gambaran situasi dan kondisi objektif dari berbagai perencanaan pengembangan/pemberdayaan masyarakat.

1.      Tujuan Analisis Kependudukan
a.         Memperoleh gambaran potensi penduduk.
b.         Sebagai acuan dalam menentukan kebijakan penyebaran penduduk.
c.         Memperoleh gambaran situasi dan kondisi objektif dari perencanaan pengembangan /pemberdayaan masyarakat.

2.      Data/Masukan yang Diperlukan dalam Analisis Kependudukan
a.         Data Jumlah Penduduk,
b.         Data Jumlah Penduduk Usia Produktif dan Tidak Produktif,
c.         Data Penduduk Menurut Daerah Tempat Tinggal,
d.        Data Penduduk Menurut Daerah Asal

Format tabel jumlah penduduk, jumlah penduduk usia produktif dan tidak produktif, penduduk menurut daerah tempat tinggal, penduduk menurut daerah asal
Indikator
Tahun
2010
2011
2013
Jumlah Penduduk







Laki-laki




Perempuan







Jumlah Penduduk Usia Produktif dan Tidak Produktif



Usia Muda (0 - 14)




Usia Produktif (15 - 64)




Usia Lanjut (65+)







Penduduk Menurut Daerah Tempat Tinggal




% Penduduk Kota




% Penduduk Desa







Penduduk Menurut Daerah Asal





% Penduduk Asli




% PendudukPendatang







e.       Data Banyak dan Laju Pertumbuhan Penduduk
Wilayah
Jumlah Penduduk
Laju Pertumbuhan Penduduk
2008
2009
2010
2011
2008-2009
2009-2010
2010-2011
Kabupaten ………………
1







2







3







Jumlah








Dalam menentukan laju pertumbuhan, kita harus memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhinya, seperti:

1)        Angka Kelahiran
Dari data kita dapat menggolongkan setiap kelahiran dalam setahun dengan menggunakan rumus angka kelahiran kasar atau Crude Birth Rate (CBR) sebagai berikut (Tri Haryanto, 2004:49) :

CBR = B/P  x  1000

 
 


Keterangan:
CBR    : Angka Kelahiran Kasar
B         : Jumlah Kelahiran Selama Setahun
P          : Jumlah Penduduk.

Perlu diketahui bahwa angka kelahiran kasar di Negara berkembang lebih besar dibandingkan dengan angka kelahiran kasar dinegara maju, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Angka Kelahiran Kasar
( CBR )
Negara Berkembang
Negara Maju
Rendah
< 30 per 1000 penduduk
< 20 per 1000 penduduk
Sedang
30 – 40 per 1000 penduduk
20 – 30 per 1000 penduduk
Tinggi
> 40 per 1000 penduduk
> 30 per 1000 penduduk

Contoh: Tabel Jumlah Kelahiran Kasar Kabupaten Solok Tahun 2010 (BPS:2010)
No.
Tahun
Kelahiran
Lembah Gumanti
Danau Kembar
1
2010
1193
371
Untuk mengetahui angka kelahiran kasarnya adalah :
Lembah Gumanti :                                        Danau Kembar :
  CBR 2010 = B/P x 1000                               CBR 2010 = B/P x 1000        
                  = 1193 / 51.310 x 1000                                   = 371 / 20.516 x 1000
                  = 23, 25                                                           = 18, 08
                  = 23 Jiwa                                                        = 18 Jiwa

Maka didapat Tabel CBR Kabupaten Solok
Tahun
CBR
Lembah Gumanti
Danau Kembar
2010
23 Jiwa
18 Jiwa

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa di Kecamatan Lembah Gumanti pada Tahun 2010 setiap 1000 penduduk terjadi penambahan sebanyak 23 jiwa. Ini berarti bahwa tingkat kelahiran di Kecamatan Lembah Gumanti, berdasarkan kategori Negara berkembang, maka termasuk kategori rendah dan berdasarkan kategori Negara maju juga termasuk kategori rendah, begitu juga  dengan Kecamatan Danau Kembar.
2)        Angka Kematian
Dari data dapat menggolongkan setiap kematian dalam setahun dengan menggunakan rumus angka kematian kasar Crude Death Rate (CDR) yang menunjukan jumlah orang yang mati dalam setiap seribu penduduk disuatu wilayah, denganrumus :

CDR = D/P x 1000

 
 

Keterangan:
CDR  : Angka Kematian  Kasar
D       : Jumlah Kematian bayi Selama Setahun
P        : Jumlah Penduduk/bayi lahir.

Seperti kelahiran, angka kematian di negara maju lebih sedikit jika dibandingkan dengan negara berkembang, untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada tabel berikut ini:
Angka Kematian  Kasar
( CDR )
Negara Berkembang
Negara Maju
Tinggi
> 20 jiwa  per 1000 penduduk
> 18 jiwa per 1000 penduduk
Sedang
10 -20 jiwa  per 1000 penduduk
14 – 18 jiwa  per 1000 penduduk
Rendah
< 10 jiwa per 1000 penduduk
< 14 jiwa per 1000 penduduk

Tabel Jumlah Kematian Kasar Kabupaten Solok (BPS:2010)
No.
Tahun
Kelahiran
LembahGumanti
DanauKembar
1
2010
3
6

Setelah dicari maka dapat dijelaskan bahwa pada tahun 2010 setiap 1000 penduduk terjadi kematian sebesar 3 orang di Lembah Gumantidan 6 orang di Danau Kembar ini berarti jumlah angka kematian di daerah ini termasuk kategori rendah berdasarkan kategori kematian di Negara maju dan Negara berkembang.
Dari data kelahiran dan kematian di atas dapat kita simpulkan bahwa di kecamatan Lembah Gumanti dan Danau Kembar terjadi pertumbuhan penduduk yang rendah. Dari angka kelahiran dan kematian dan data jumlah penduduk diatas diatas maka kita bisa mendapatkan angka pertumbuhan penduduk alami dari wilayah tersebut dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Pa        : Pertumbuhan penduduk alami
L          : Angka kelahiran dalam satu tahun
M         : Angka kematian dalam satu tahun
 

Pa = L – M

 

L = Jumlah Kelahiran/Jumlah Penduduk x 1000
M= Jumlah Kematian/Jumlah Penduduk x 1000
 
 






No.
Kecamatan
CBR
CDR
1
2
Lembah Gumanti
Danau Kembar
23
18
3
6
                       
Berdasarkan tabel data diatas maka perhitungan pertumbuhan alami dari penduduk wilayah Kecamatan Lembah Gumanti dan Danau Kembar berdasarkan kecamatan adalah sebagai berikut:
Pa Lembah Gumanti = L – M
     = 23 orang – 3 Orang
     = 20 Orang
Artinya pertumbuhan alami penduduk Kec. Lembah Gumanti adalah 20 orang pada tahun 2010 dari setiap 1000 jiwa.
Pa Danau Kembar    = L – M
    = 18 orang – 6 Orang
                = 12 Orang

Artinya pertumbuhan alami penduduk Kec. Danau Kembar adalah 12 orang pada tahun 2010 dari setiap 1000 jiwa.



f.       Data Luas Daerah dan Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk (KP) =

Wilayah
Luas Daerah
Kepadatan Penduduk per Km2
2008
2009
2010
2011
Kabupaten ………
1
2
3
Jumlah
                                                
Contoh : Tabel Luas kecamatan, Jumlah penduduk, dan Kepadatan Penduduk  Per Nagari Kecamatan   Lembah Gumanti Tahun 2011
No.
Nagari Per Kecamatan
Luas(km2)
Penduduk
Kepadatan per Km2
        Kecamatan Lembah Gumanti
1
Air Dingin
126,39
9.610
76,03
2
Salimpat
80,03
7.043
88,00
3
Alahan Panjang
88,76
17.815
200,70
4
Sungai Nanam
161,54
18.710
115,69
Jumlah
456,72
53.178

        Kecamatan Danau Kembar
5
Simpang Tanjung Nan IV
44,10
10.948
248,25
6
Kamp. Batu Dalam
26,00
7.905
304,04
Jumlah
70,10
18.853

Jumlah Total
526.82
72031
136,72
Kabupaten Solok Tahun 2008
95
                  
Sumber: BPS Kabupaten Solok th 2008 dan 2011
g.      Data Proyeksi Penduduk Menurut Kelompok Umur,
Wilayah
JumlahPenduduk
2000
2001
2002
2003
KelompokUmur (th)
Lk
Pr
Lk
Pr
Lk
Pr
Lk
Pr
Kabupaten ……….
0 - 4 tahun
5 - 9 tahun
10 - 14 tahun
15 - 19 tahun
20 - 24 tahun
25 - 29 tahun
30 - 34 tahun
..
..
75 +
Jumlah



3.      Langkah-langkah
a.         Menghitung/mengelompokkan setiap indikator menurut jenis kelamin sehingga dapat menjelaskan totalitas perbedaan antara laki-laki dan perempuan.
b.         Mengidentifikasi penduduk menurut kelompok usia muda, usia produktif dan usia lanjut dalam ranking yang tidak berbeda jauh.
c.         Mengidentifikasi penduduk usia di bawah 15 tahun dan di atas 65 tahun yang dianggap penduduk tidak produktif secara ekonomi. Makin besar kelompok usia tidak produktif berarti makin tinggi beban tanggungan penduduk produktif dan semakin banyak sumberdaya yang harus dibagikan kepada kelompok tidak produktif.
d.        Menyajikan data, sebaiknya dalam periode 5 tahun atau minimal 3 tahun.

4.      Hasil/Keluaran Analisis Kependudukan
a.         Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin saat ini dan yang akan datang.
b.         Proyeksi jumlah penduduk yang digunakan untuk merencanakan penyediaan fasilitas bagi masyarakat seperti fasilitas pendidikan, penyediaan lapangan kerja, kesehatan, penyediaan kebutuhan pangan, dan sebagainya.

5.      Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam analisis
a.         Menggunakan indikator kependudukan yang bersifat umum sehingga dapat dipakai pada semua kelompok penduduk tanpa dibedakan.
b.         Penduduk usia kurang dari 15 tahun dan lebih dari 65 tahun dianggap penduduk tidak produktif.
c.         Semakin besar kelompok usia tidak produktif semakin tinggi beban tanggungan penduduk produktif.
d.        Data kependudukan dapat diperoleh dari berbagai sumber baik makro maupun mikro. Data makro misalnya Sensus Penduduk yang dilakukan oleh BPS Provinsi maupun BPS Kabupaten.  Data mikro misalnya data yang diperoleh dari hasil-hasil penelitian.
e.         Sensus Penduduk dilakukan oleh BPS dalam kurun waktu 10 tahun sekali. Biasanya tidak termasuk penduduk yang tidak bertempat tinggal tetap. Saat ini persentase penduduk di beberapa provinsi tidak dapat dibandingkan dengan keadaan pada tahun sebelumnya karena perubahan luas wilayah atau perubahan batas provinsi.
f.          Sampai saat ini persebaran penduduk baik antar pulau maupun antar daerah pedesaan/perkotaan masih timpang.  Dengan makin meratanya pembangunan diseluruh daerah disertai dengan usaha pemindahan penduduk dari daerah yang padat penduduk diharapkan penyebaran penduduk relative makin merata.
g.         Indikator penduduk menurut daerah asal dapat menjelaskan pula potensi penduduk asli dan pendatang sehingga dapat memberikan gambaran tentang situasi dan kondisi objektif dari perencanaan pengembangan/pemberdayaan masyarakat di wilayah dan/atau kawasan.

B.       Analisis Tingkat Kesejahteraan
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial, menyatakan bahwa Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Kesejahteraan adalah sesuatu yang bersifat subjektif dimana setiap orang mempunyai pedoman, tujuan dan cara hidup yang berbeda-beda pula terhadap faktor-faktor yang menentukan tingkat kesejahteraan.

1.      Tujuan Analisis Kesejahteraan
a.       Menunjukkan tingkat kesejahteraan masyarakat.
b.      Sebagai acuan dalam menentukan kebijakan bagi peningkatan kesejahteraan penduduk.
c.       Sebagai evaluasi terhadap program yang telah dilaksanakan pemerintah dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.

2.      Data masukan yang diperlukan
Analisis ini akan menunjukkan tingkat kesejahteraan masyarakat berdasarkan berbagai indikator yang dapat mencerminkan tingkat kesejahteraan tersebut. Analisis kesejahteran ini sesungguhnya dapat dikatakan sebagai analisis lanjutan dari analisis kependudukan dimana pada analisis ini sebagian besar datanya dapat diperoleh dari data hasil analisis kependudukan.

Contoh: Tabel Jumlah Keluarga Menurut Tingkat Kesejahteraan dan Kecamatan Th 2010
No.
Kecamatan
Tingkat Kesejahteraan
Pra Sejahtera
Sejahtera
I
Sejahtera II
Sejahtera
III
Sejahtera
plus
Jmlh
1
Kec. Lembah Gumanti
1735
2613
5918
2616
394
13276
2
Kec. Danau Kembar
710
1644
1474
1169
88
5085
Jumlah Total
2445
4267
7392
3775
482
18361

Sumber: BPS Kab. Solok Tahun 2010

Dalam analisis ini merujuk pada berbagai indikator kesejahteraan yang dipakai oleh BAPPEDA (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) berbagai wilayah dalam penyusunan INKESRA (Indikator Kesejahteraan Masyarakat) daerahnya, yaitu antara lain:
a.       Ekonomi
Indikator umum yang sering digunakan dalam mengukur tingkat kesejahteraan suatu kelompok masyarakat adalah
1)      Pendapatan.
Dalam pengumpulan data pendapatan masyarakat terdapat kendala yang menyangkut keterbukaan masyarakat sebagai responden untuk dapat jujur mengungkap besarnya pendapatan riil mereka. Karena itulah, BPS dalam pelaksanaan lapangan pengumpulan data pendapatan rumah tangga menggunakan pendekatan pengeluaran.
2)      Pengeluaran.
Tingkat kesejahteraan sosial diukur dengan pendekatan pengeluaran rumah tangga seperti pengeluaran untuk pangan, barang dan jasa, rekreasi, bahan bakar dan perlengkapan rumah tangga. Pola pengeluaran rumahtangga yang dilihat berdasarkan pengeluaran untuk makanan dan bukan makanan dapat juga menunjukkan tingkat kesejahteraan rumahtangga sekaligus juga tingkat kesejahteraan masyarakat di suatu wilayah. Makin tinggi proporsi pengeluaran untuk konsumsi non makanan makin baik taraf hidup masyarakatnya. Karena secara teoritis konsumsi makanan memiliki batas maksimal, dan konsumsi non makanan tidak memiliki batas maksimal. Ketika kebutuhan makanan telah terpenuhi maka kelebihan penghasilan akan dikonsumsi dalam bentuk non makanan.

b.      Kesehatan
Untuk menggambarkan kondisi kesehatan masyarakat suatu daerah, banyak indikator yang dapat digunakan diantaranya adalah
1)      Tingkat Kesakitan (Morbidity Rate)
2)      Tenaga Penolong Kelahiran
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yg memiliki potensi kebidanan
=  X 100%

Rasio tenaga medis per satuan penduduk
=   X 1000

Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk
=    X 1000

Contoh tabel data,
No
Nagari
Jumlah penduduk
Jumlah fasilitas
Jmlh
Rasio pelayanan
Puskesmas
Puskesmas pembantu
Poskesri
Posyandu
1
Air Dingin
9610
0
2
2
15
19
1/506
2
Salimpat
7043
0
1
3
7
11
1/640
3
Alahan Panjang
17815
1
0
8
21
30
1/594
4
Sungai Nanam
18710
0
4
4
24
32
1/584
5
Simp. Batu nan IV
10948
1
2
5
12
20
1/754
6
Kamp. Batu dalam
7905
0
2
3
15
20
1/395
Jumlah 2011
72031
1
7
17
67
132
1/546
Sumber: Badan Pusat Statistik Kab. Solok 2010
3)      Tingkat Kematian Bayi (Infant Mortality Rate/ IMR)
IMR = X k (1000)

4)      Angka Kematian Ibu (Maternal Mortality)
5)      Angka Harapan Hidup (eo)
6)      Ketersediaan tenaga dan sarana kesehatan yang memadai menjadi syarat penting dalam upaya meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk melihat kecukupan tenaga kesehatan adalah rasio tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk.

c.       Pendidikan
Indikator pendidikan meliputi:
1)      Angka buta huruf
2)      Angka melek huruf
  =  X 100
Keterangan :
 = angka melek huruf (penduduk usia 15 tahun keatas) pada tahun t
 = jumlah penduduk (usia diatas 15 tahun) yang bisa menulis pada tahun t
 = jumlah penduduk usia 15 tahun keatas

3)      Tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan
 = X 100
Keterangan:
h = jenjang pendidikan
 t = tahun
 = jumlah penduduk yang mencapai jenjang pendidikan h pada tahun t
 = total jumlah penduduk pada tahun t

4)      Rasio murid sekolah dan guru
=   X 10000

5)      Angka partisipasi sekolah
  = X 1000
= jumlah siswa kelompok usia a yang bersekolah di tingkat pendidikan h pada tahun t
 = jumlah penduduk kelompok usiaa
h   = jenjang pendidikan
a   = kelompok usia
t   = tahun

6)      Angka partisipasi murni
  =  X 100
Keterangan :
 = jumlah siswa/penduduk kelompok usiaa yang bersekolah di tingkat pendidikan h pada tahun t
=  jumlah penduduk kelompok usia a

7)      Angka partisipasi kasar
  =  X 100
Keterangan:
=  jumlah penduduk yang pada tahun tdari berbagai usia sedangsekolah pada jenjang pendidikan h
=  adalah jumlah penduduk yang pada tahun tberada pada kelompok usia yaitu kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan h

Contoh: Tabel Jumlah Penduduk dan Presentase Penduduk dirinci menurut tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan dan Jenis Kelamin di Kec. Danau Kembar Tahun 2011
Tingkat Pendidikan tertinggi yang ditamatkan
Jenis Kelamin
Jumlah
laki-laki
perempuan
Jumlah
Persentase (%)
Jumlah
Persentase (%)
%
Tidak Sekolah
4043
48,61
4186
49,62
8209
48,84
SD / MI
2642
31,76
2543
30,14
5185
30,69
SLTP
1056
12,69
1028
12,18
2084
12,4
 SLTA
540
6,49
547
6,48
1089
6,40
D-I / D-II
28
0,34
65
0,77
93
0,55
D-III
16
0,20
24
0,28
40
0,23
DIV / S-I
45
0,54
60
0,71
105
0,62
S2 / S3
1
0,01
0
0
1
0
Jumlah
8317
100.00
8435
100.00
16806
100

Sumber: BPS Kabupaten Solok Th 2011

d.      Ketenagakerjaan
Indikator ketenagakerjaan meliputi:
1)      Tingkat pengangguran terbuka penduduk berumur 15 tahun keatas
TP =  X 100

2)      Jumlah angkatan kerja menurut golongan umur
TPAK (gol. umur) =  X 100

3)      Pengangguran terbuka menurut golongan umur
TP (gol. umur) =  X 100

4)      Jumlah angkatan kerja dan bukan angkatan kerja
TPAK =  X 100%

5)      Angka partisipasi angkatan kerja
=    X 100

e.       Perumahan
Penilaian terhadap kondisi perumahan didasarkan pada jenis rumah, antara lain:
1)      Rumah permanen
2)      Rumah semi permanen
3)      Rumah non permanen
4)      Status kepemilikan rumah
Pendekatan untuk menilai kondisi kesehatan berdasarkan kondisi sanitasi perumahan serta kondisi perlengkapan air minum, air mandi, cuci dan kakus. Keadaan fasilitas yang terdapat pada tempat tinggal meliputi:
5)      Sarana MCK (Mandi, Cuci, Kakus).
f.       Keamanan
Indikator keamanan meliputi:
1)      Tingkat kejahatan yang terjadi
=    X 10000

2)      Tingkat keberhasilan penanggulangan kejahatan
3)      Jenis kejahatan yang terjadi dan sebagainya.

Terminologi kesejahteraan pada hakekatnya mencakup berbagai bidang kehidupan yang sangat luas yang tidak semua aspek bisa diukur. Oleh karena itu, analisis ini hanya mencakup aspek-aspek yang dapat diukur dan tersedia datanya. Untuk memudahkan interpretasi, perubahan taraf kesejahteraan dikaji menurut berbagai bidang yang menjadi acuan dalam upaya peningkatan kualitas hidup, yakni ekonomi, kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan, perumahan, serta keamanan.

3.      Langkah-langkah
a.       Mengumpulkan semua data masukkan yang diperlukan.
b.      Mengolah data-data yang telah ada dengan perpaduan berbagai metode yang diperlukan (kualitatif dan kuantitatif) salah satunya dengan menggunakan rumus-rumus “Demografi”
c.       Mengidentifikasi dengan analisa lanjutan (kualitatif) guna mendapatkan gambaran nilai dimana situasi yang tergambar menunjukkan tergolong sejahtera atau tidaknya wilayah tersebut mengacu pada Peraturan Pemerintah yang telah ada.

4.      Hasil/Keluaran Analisis kesejahteraan
a.       Menyajikan gambaran situasi masyarakat suatu wilayah ditinjau dari segi kesejahteraannya.
b.      Mengidentifikasi gambaran permasalahan kesejahteraan yang terjadi disuatu wilayah.
c.       Mengidentifikasi upaya dan kebijakan yang cocok untuk menangani apabila ternyata didapat sebuah kondisi yang kurang baik pada tingkat kesejahteraan penduduk disuatu wilayah.


BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Analisis sosial menurut Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2007 adalah suatu upaya yang dilakukan dalam mengembangkan kawasan untuk mencapai pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dalam analisis sosial terdapat beberapa bidang pendukungnya, yaitu bidang pendudukan, kesehatan,  ketenagakerjaan, pendapatan, kesejahteraan, dan lainnya. Analisis kependudukan adalah analisis yang dilakukan untuk memperoleh gambaran potensi, kondisi serta komposisi penduduk yang digunakan sebagai acuan dalam menentukan kebijakan penyebaran penduduk dan untuk memperoleh gambaran situasi dan kondisi objektif dari berbagai perencanaan pengembangan/pemberdayaan masyarakat. Analisis kesejahteraan ialah sebuah analisis yang dilakukan untuk memperoleh gambaran kondisi masyarakat berdasarkan sejahtera atau tidaknya suatu masyarakat tersebut sebagai acuan dalam menentukan kebijakan yang akan diambil untuk peningkatan kesejahteraan rakyat yang merupakan terminologi dari berbagai kebijakan publik yang diselenggarakan pemerintah. Dalam menentukan laju pertumbuhan, kita harus memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhinya, seperti angka kelahiran dan angka kematian.
Dalam analisis ini merujuk pada berbagai indikator kesejahteraan yang dipakai oleh BAPPEDA (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) berbagai wilayah dalam penyusunan INKESRA (Indikator Kesejahteraan Masyarakat) daerahnya, yaitu antara lain ekonomi, pendapatan, pengeluaran, kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan, perumahan, keamanan. Untuk memudahkan interpretasi, perubahan taraf kesejahteraan dikaji menurut berbagai bidang yang menjadi acuan dalam upaya peningkatan kualitas hidup, yakni ekonomi, kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan, perumahan, serta keamanan. Analisis ini juga berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 54 Tahun 2010.

Comments

Popular posts from this blog

SURVEI TANAH

GEOLOGI REGIONAL CEKUNGAN SUMATERA UTARA

PELUANG DAN TANTANGAN PEMBELAJARAN GEOGRAFI DALAM PENDIDIKAN NASIONAL