Renungan
Benar
saja ketika rasa kantuk yang sangat kuat mendera mampu kutampik dengan tugas
resume yang menumpuk itu, kini saatnya aku harus begelut dengan malam yang
mulai dingin dan sunyi dengan kelopak mata yang menganga lebar sulit tuk
dipejamkan. Hanya ada suara jangkrik dengan melodi bersahutan terdengar dari
halaman rumahku yang cukup banyak ditumbuhi bunga-bunga yang tentu saja di
tanam Ama ku dan sayup-sayup suara satu atau dua motor lewat dijalan yang
jaraknya untung saja masih cukup jauh dari rumahku, yang membuat suaranya tak
cukup mengganggu pendengaran saat malam seperti ini. Sesekali terdengar suara
anjing menggonggong dari kejauhan. Udara kali ini terasa cukup dingin, terasa
angin sedikit berembus dari luar melewati lubang fentilasi kamarku. Cicak-cicak
di dinding kamarku sedang berdikari mengejar binatang-binatang kecil dan nyamuk
untuk mengisi perutnya. Hahh… akupun mulai terasa lapar, inilah tantangan kalau
masih terjaga dilarut malam, tapi rasa malas mengalahkan nyanyian perutku malam
ini.
Ketika
sunyi, selalu membawaku kedalam sebuah lamunan dan hayalan. Perasaan rindu yang menguap dihati bersama waktu, pada
cumbuan alam yang telah lama tak lagi kurasa. Saat aku rindu memeluk dan
memanjati pohon rambutan yang dipenuhi buah-buah berambut merahnya, walau
koloni semut hitam telah menanti yang harus kuhadapi. Masa-masa kecil yang puas
menyedot madu alam, bebas, lepas tanpa beban berkeliaran bersama teman-teman
sebaya dan segaya_hahaa_ mencari apa saja hal menarik yang bisa kupetik dari
alam. Menggerayangi pohon mangga yang buahnya masih muda dan diteriaki
pemiliknya. Mencabuti batang ubi kayu diladang entah siapa dan mencari
ranting-ranting tuk membakarnya dan memakannya beramai-ramai, semuanya enak
saja. Menyibak semak-semak belakang rumah yang kini telah jadi rumah tetanggaku
yang tak bersahabat,_lewat saja didepan hidung dan ingin kusapa malah
malihatkan aura kegelapan, tak jadi kusapa.
Entah
mengapa aku selalu menginginkan sebuah masa yang telah berlalu itu kembali.
Entah karena masa-masa yang telah kulewati itu begitu indah dan menyenangkan
ataukah karena memang setiap waktu pada setiap masa sekarang yang kualamilah
yang sekian hari semakin tak menyenangkan saja. Tapi aku benar-benar merindukan
masa kecilku yang setiap harinya diisi dengan kebebasan dan keceriaan, serta
hayalan-hayalan tingkat tinggi khas bocah kecil, yang setiap hal dalam dunia
nyata itu menjadi beribu kali menyenangkannya karena akan kuekspresikan dalam
dunia hayal yang nyata dalam hariku. Kini tak pernah lagi aku bisa menghayalkan
apa-apa dalam nyataku, tak mampu lagi hayalku dapat ku buat nyata dalam hariku.
Sedang hal nyata saat ini saja seakan sebuah mimpi yang tak nyaman tuk hadapi,
dan aku ingin segera terbangun dalam dunia hayal yang dulu aku hidup dan
bahagia didalamnya. Jauh, jauh saat dimana ingus yang meleleh dibibirku masih
tak ragu tuk ku jilat.
Comments
Post a Comment